24 Agustus 2018

Sinopsis Singkat Film Dangal (2016)


Awalnya, aktris cantik Taapsee Pannu, Deeksha Setlh dan Akshara Haasan dipertimbangkan untuk memainkan peran sebagai putri Aamir Khan di film Dangal, namun akhirnya dimainkan sangat apik oleh Fatima Sana Shaikh dan Sanya Malhotra.

Meena Iyer dalam ulasannya di The Times Of India mengatakan film ini menginspirasi dan menghibur, juga ia memberikan rating 4 dari 5 bintang. Rohit Bhatnagar dari Deccan Chronicle mengatakan bahwa Dangal adalah sebuah film epik yang tak bisa dilupakan.

Sebelum film ini rilis, Aamir berkomentar bahwa di India intolerasi semakin tumbuh subur, segera ia mendapatkan reaksi keras dari para netizen bahkan politisi. Sehingga ada seruan untuk memboikot film ini dan mendekati tayang perdananya di bioskop tagar #BoycottDangal trending topik di media sosial Twitter.

Sinopsis Singkat Film Dangal (2016)

Mahavir Singh Phogat (Aamir Khan) adalah mantan pegulat amatir dan juara nasional yang tinggal di Balali. Dia dipaksa oleh ayahnya mengundurkan dari diri gulat untuk mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan tetap, sehingga hidupnya tidak luntang-lantung kelak.

Penyesalan terbesar dalam hidupnya bahwa dia belum pernah merasakan memenangkan medali emas untuk negaranya di turnamen gulat tingkat internasional, sehingga dia bersumpah dan berharap bahwa kelak bila dikarunia anak cowok akan mewujudkan impian terbesarnya itu.

Tapi takdir berkata lain, dia dikarunia empat anak cewek, sehingga dia memupuskan harapannya. Namun saat putri sulungnya, Geeta (Fatima Sana Shaikh) dan Babita (Sanya Malhotra) didatangi oleh dua orang tua beserta anak-anak cowok mereka yang mengaku telah dihajar oleh kedua putrinya, lantas seketika dia menyadari bakat mereka yang diturunkan darinya untuk menjadi pegulat dan mulailah dia melatih mereka.

Metode latihan yang dia terapkan kepada kedua putrinya sangat keras, seperti harus lari pagi tiap hari yang sangat melelahkan dan juga melatih mereka menahan nafas lebih lama di dalam air. Di samping itu, Mahavir memaksa kedua putrinya memangkas rambut mereka sependek mungkin laiknya anak cowok. Tidak mudah baginya dan kedua putrinya untuk mewujudkan impiannya, karena para tetangga selalu berkomentar negatif dan menyinyir kepadanya. Namun Mahavir tidak menggubrisnya dan hanya menatap masa depan bersama kedua putrinya.

Awalnya, kedua putrinya sangat membenci ayah mereka karena memaksa mereka berlatih sangat keras, tetapi segera menyadari bahwa Ayah mereka sangat peduli akan masa depan mereka. Termotivasi, mereka pun bersedia berpartisipasi dalam turnamen gulat, dimana mereka berhasil mengalahkan anak cowok.

Setelah menjuarai gulat tingkat daerah, Geeta dan Babita dipersiapkan untuk mengikuti gulat profesional dalam turnamen tingkat negara bagian. Karena tidak mampu membeli matras gulat, Mahavir berinisiatif menggunakan kasur melatih mereka berbagai gaya bebas dan teknik gulat. Geeta memenangkan kejuaraan junior dan senior di tingkat negara bagian dan nasional, pun dipersiapkan menuju Commonwealth Games mendatang sehingga dia diharuskan mengikuti pelatihan di Akademi Olahraga Nasional di Patiala.

Sesampai di sana, Geeta berteman dan mulai mengabaikan yang diajarkan oleh Ayahnya. Lantaran di Akademi dia diajarkan metode latihan dan teknik gulat yang jauh berbeda yang diajarkan oleh ayahnya. Akibatnya, dia banyak kehilangan poin di setiap pertandingannya di tingkat internasional.

Selama kunjungannya ke rumah, Geeta mengalahkan ayahnya yang sebenarnya kelelahan dalam pertarungan seru. Babita mengingatkan Geeta tentang kesalahannya dan bahwa dia harus menghormati Ayah mereka. Di sisi lain, adiknya, Babita memenangkan kejuaraan nasional dan kemudian mengikuti jejak Geeta masuk Akademi.

Setelah dua saudara perempuan itu bercakap-cakap secara emosional dan Babita memberinya dukungan, maka Geeta sambil menangis meminta maaf dan berdamai dengan ayahnya. Mendekati Commonwealth Games digelar, pelatih Geeta memaksanya untuk bertarung di kelas berat 51 kg bukan kelas yang biasa dia mainkan, 55 kg.

Kesal mengetahui hal itu, Mahavir bergegas ke Patiala dengan keponakannya dan mulai melatih kedua putrinya secara diam-diam. Mengetahuinya, pelatih Geeta marah karena Mahavir ikut campur, sehingga si pelatih ingin kedua putrinya di depak saja. Lantas komite olahraga india mengeluarkan peringatan tetapi masih memungkinkan mereka untuk ikut bertanding.

Namun dengan konsekuensi Mahavir dilarang memasuki Akademi, dan kedua putrinya dilarang keluar Akademi. Bertekad untuk terus membantu putri-putrinya, Mahavir mendapatkan rekaman video pertandingan Geeta saat dia dijatuhkan tak berdaya oleh para lawannya, dan kemudian dia menunjukkan kesalahan dan memberikan pelajaran melalui telepon.

Bertanding di kelas 55 kg, Geeta menjatuhkan para lawannya dan menuju final. Mahavir terus-menerus memberikan intruksi dari tribun penonton yang mana selalu bertentangan dengan pelatihnya dan Geeta lebih memilih intruksi Ayahnya. Tepat sebelum pertarungan final akan dimulai, si pelatih yang kesal melihat Ayahnya, bersekongkol mengunci Mahavir di ruangan.

Dalam pertandingan final, Geeta berhasil memenangkan sesi pertama tetapi kalah di sesi kedua, berarti masih imbang, 1-1. Pada sesi ketiga atau terakhir, poin terakhir di papan skor, 1–5 dan menyisakan sembilan detik lagi. Sekelabat Geeta  mengingat kembali teknik yang pernah diajarkan oleh ayahnya, dia pun menjatuhkan lawannya dengan sempurna sehingga dia diganjar 5 poin, maka papan skor berubah menjadi 6-5 untuk kemenangannya, dengan demikian dia memenangkan sesi terakhir, sehingga skornya menjadi 2-1. Sejarah, Geeta menjadi pegulat wanita India pertama yang meraih medali emas dari turnamen Commonwealth Games.

Mahavir yang terkunci di sebuah ruangan, tertegun dan terharu kala mendengar lagu kenegaraan India diputar yang berarti putrinya, Geeta menjadi juara. Setelah seseorang membuka pintu dan terkejut melihatnya, Mahavir pun bergegas ingin melihat dan memeluk putrinya, Geeta.

Kisah film ini pun berakhir dimana Mahavir berhasil mewujudkan impian terbesarnya melalui putrinya, Geeta.

Trailer Film Dangal (2016)